Gangguan mental merupakan masalah kesehatan yang seringkali dianggap tabu dan kurang dipahami oleh masyarakat. Banyak orang masih menganggap bahwa gangguan mental hanya terjadi pada orang-orang tertentu, padahal sebenarnya siapa pun bisa mengalami gangguan mental, tanpa terkecuali. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memahami gangguan mental agar dapat memberikan dukungan yang tepat kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Menurut dr. Tjhin Wiguna, seorang psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, gangguan mental dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman traumatis. Salah satu gangguan mental yang cukup umum adalah depresi, yang dapat memengaruhi keseharian seseorang dan menimbulkan gejala seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, dan gangguan tidur. Hal ini juga ditegaskan oleh dr. Ani Kusumawati, seorang psikiater dari RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, yang mengatakan bahwa depresi adalah gangguan mental yang sering terjadi dan perlu diwaspadai.
Namun, banyak orang yang masih mengalami kesulitan dalam mengenali gejala gangguan mental pada diri sendiri atau orang lain. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, hanya sekitar 10-20% penderita gangguan mental yang mendapatkan pengobatan yang sesuai. Hal ini menunjukkan perlunya upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gangguan mental agar lebih banyak orang yang mendapatkan pertolongan yang tepat.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh tentang gangguan mental. Dengan memahami gejala-gejala gangguan mental, kita dapat memberikan dukungan yang tepat kepada orang-orang yang membutuhkannya. Sebagai masyarakat yang peduli, kita juga perlu memperhatikan lingkungan sekitar dan memberikan dukungan kepada orang-orang yang mungkin sedang mengalami gangguan mental.
Dalam menghadapi gangguan mental, dukungan dari keluarga dan teman-teman sangatlah penting. Menurut dr. Tjhin Wiguna, “Penting untuk memberikan dukungan kepada orang yang mengalami gangguan mental, bukan hanya dari segi pengobatan medis, tetapi juga dukungan emosional dan sosial.” Dengan adanya dukungan yang memadai, penderita gangguan mental dapat lebih mudah untuk pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Sebagai masyarakat yang inklusif, mari kita bersama-sama memperkuat pemahaman kita tentang gangguan mental dan memberikan dukungan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan mendukung bagi semua orang, tanpa terkecuali. Semoga dengan semakin banyak orang yang mengenal lebih jauh tentang gangguan mental, stigma dan diskriminasi terhadap penderita gangguan mental dapat diminimalisir, dan mereka dapat mendapatkan perlindungan dan perawatan yang layak.