Pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang luas, tidak hanya dari segi kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental. Banyak orang di Indonesia mengalami depresi dan kecemasan akibat situasi yang tidak pasti ini.
Depresi adalah kondisi yang dapat dialami siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan lansia. Menurut dr. Andri Sugiarto, seorang psikiater dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, “Depresi adalah gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, dan kehilangan energi.”
Kecemasan juga menjadi masalah serius dalam menghadapi pandemi ini. Menurut psikolog klinis, dr. Irma Widyastuti, “Kecemasan adalah reaksi alami tubuh terhadap stres dan tekanan. Namun, jika kecemasan berlebihan dan tidak diatasi dengan baik, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang.”
Di tengah pandemi ini, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda depresi dan kecemasan, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Menurut dr. Andri Sugiarto, “Beberapa tanda depresi meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, hilangnya minat dalam aktivitas yang biasa dinikmati, perubahan pola tidur dan makan, serta pemikiran negatif yang berlebihan.”
Sementara itu, dr. Irma Widyastuti menambahkan, “Tanda-tanda kecemasan antara lain gelisah, sulit berkonsentrasi, mudah marah, serta gejala fisik seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan.”
Untuk mengatasi depresi dan kecemasan dalam konteks pandemi COVID-19, penting untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekat, serta menghubungi profesional kesehatan mental jika diperlukan. Seperti yang dikatakan oleh dr. Andri Sugiarto, “Jangan ragu untuk mencari pertolongan jika merasa kesulitan mengatasi depresi atau kecemasan. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.”
Dalam menghadapi pandemi ini, kita perlu saling mendukung dan peduli terhadap kesehatan mental satu sama lain. Seperti yang disampaikan oleh dr. Irma Widyastuti, “Kita semua berada dalam situasi yang sulit, tetapi dengan saling mendukung dan merawat satu sama lain, kita dapat melalui masa sulit ini bersama-sama.”
Sumber:
1. https://www.alodokter.com/depresi
2. https://www.halodoc.com/kecemasan
3. Wawancara dengan dr. Andri Sugiarto, psikiater RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
4. Wawancara dengan dr. Irma Widyastuti, psikolog klinis