Mengapa Penyakit Mental Masih Dianggap Tabu di Masyarakat?
Penyakit mental adalah salah satu masalah kesehatan yang sering kali dianggap tabu di masyarakat. Banyak orang merasa malu atau takut untuk membicarakan tentang penyakit mental, sehingga seringkali terjadi stigmatisasi terhadap penderita. Namun, mengapa sebenarnya penyakit mental masih dianggap tabu di masyarakat?
Salah satu alasan utama mengapa penyakit mental masih dianggap tabu adalah karena minimnya pemahaman dan edukasi mengenai masalah tersebut. Menurut dr. Ani Wijayanti dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com, “Masyarakat masih kurang paham mengenai penyakit mental, sehingga seringkali terjadi stereotip dan diskriminasi terhadap penderita.” Hal ini menyebabkan banyak orang enggan untuk membicarakan atau mencari bantuan ketika mengalami masalah mental.
Selain itu, budaya yang masih menganut pola pikir tradisional juga turut memengaruhi pandangan masyarakat terhadap penyakit mental. Menurut Prof. Dr. Soewarta Kosen, seorang pakar psikiatri dari Universitas Indonesia, “Budaya kita masih cenderung menutup diri terhadap masalah mental karena dianggap sebagai hal yang memalukan atau menandakan kelemahan.” Hal ini membuat penderita seringkali merasa sendirian dan tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari lingkungan sekitar.
Pengetahuan yang terbatas mengenai penyakit mental juga membuat banyak orang percaya pada mitos atau keyakinan yang salah mengenai masalah tersebut. Dr. Dian Setyowati, seorang psikolog klinis, mengatakan bahwa “Banyak orang masih percaya bahwa penyakit mental disebabkan oleh gangguan supranatural atau karma buruk, padahal sebenarnya penyakit mental adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan profesional.”
Untuk mengatasi stigma dan tabu terhadap penyakit mental, diperlukan upaya dari semua pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan. Peningkatan pemahaman dan edukasi mengenai penyakit mental, serta dukungan yang lebih besar bagi penderita, dapat membantu mengubah pandangan masyarakat terhadap masalah ini.
Sebagai masyarakat yang semakin maju, sudah saatnya kita berani membuka diri dan berbicara secara terbuka mengenai penyakit mental. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi penderita penyakit mental. Jangan biarkan stigma dan tabu menghalangi kita untuk peduli dan membantu mereka yang membutuhkan.